TUGAS SOFTSKILL
MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI
PERILAKU KONSUMEN
Disusun Oleh :
Nama : Ririn Dwiasih
NPM : 16211263
Kelas : 3EA06
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Kelapa Dua , Depok
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterikatan
antara produsen dengan perilaku konsumen merupakan hal yang sulit untuk di
hindari karena dengan mengamati perilaku konsumen maka produsen dapat
menentukan produk yang akan di produksi namun sebelumnya produsen harus
menentukan posisi produknya , jika produk tersebut sudah ada di pasar maka
produsen harus melakukan sebuah inovasi agar mampu bersaing dengan produk yang
telah ada dan jika produk tersebut merupakan produk yang baru maka produsen
harus melakukan riset dan pengembangan mengenai karakteristik masyarakat
(konsumen) di pasar Indonesia.
Profit
atau keuntungan merupakan hal utama yang ingin di capai sebuah perusahaan maka
untuk mengeluarkan sebuah produk ,produsen harus mengamati perilaku konsumennya
serta menentukan pasar mana yang akan dituju agar keuntungan perusahaan dapat
maksimal.Usaha-usaha yang di lakukan perusahaan untuk mendapatkan tempat di
hati konsumennya tidak lain untuk membuat konsumennya loyal terhadap
produk-produk yang di keluarkan perusahaan.
Maka
dari itu pentingnya perusahaan mengamati perilaku konsumennya adalah untuk menempatkan posisi produknya
serta menciptakan konsumen yang loyal terhadap produknya sehingga produsen
mendapatkan keuntungan yang di inginkan.
1.2 Rumusan masalah
·
Apakah mengamati
perilaku konsumen itu penting bagi produsen?
·
Apakah faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen ?
·
Apakah perilaku
konsumen memiliki keterikatan dengan keputusan pembelian ?
1.3 Tujuan penulisan
·
Untuk mengetahui
pentingnya produsen mengamati perilaku konsumen
·
Untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen
·
Untuk mengetahui ada
keterikatan antara perilaku konsumen dengan keputusan pembelian
1.4 Manfaat penulisan
·
Bagi produsen : Dapat
memperoleh informasi perilaku konsumen di pasar
·
Bagi mahasiswa: Dapat
menganalisa pentingya mengamati perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produsen
Produsen adalah
orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual dan dipasarkan. Dalam
memasarkan barang – barang dagang dan juga jasanya biasanya produsen menawarkan
harga yang relatif lebih murah karena prudusen merupakan agen – agen langsung
yang banyak dicari oleh orang – orang khususnya para pedagang untuk membeli
barang dagangan yang nanti akan mereka jual kembali tetapi dengan harga yang
relatif lebih mahal.
Pengertian lain
Produsen adalah setiap
orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.
2.2 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk
dan jasa
demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen adalah aktivitas seseorang saat
mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau jasa (Blackwell, Miniard,
& Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan
perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku,
dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata
lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaanyang dialami manusia dan
aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Perilaku
konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari
individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang
mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa
yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi (Hanna &
Wozniak, 2001).
2.3 Pentingnya Produsen Mengamati
Perilaku Konsumen
Pentingnya
perusahaan mengamati perilaku konsumennya
adalah untuk menempatkan posisi produknya serta menciptakan konsumen
yang loyal terhadap produknya sehingga produsen mendapatkan keuntungan yang di
inginkan.
Alasan
mempelajari perilaku konsumen dapat diiktisarkan sebagai berikut:
1. Analisis
konsumen menjadi dasar bagi manager pemasaran. Hal ini membantu menajer dalam:
a. menyusun
bauran pemasaran.
b. Segmentasi
c. defferensiasi
dan product positioning.
d. menyediakan
dasar analisisi lingkungan
e. mengembangkan
riset pemasaran.
2. Analisis
konsumen memainkan peranan kritis dalam pengembangan kebijakan publik.
3. Pengetahuan
mengenai perilakuk konsumen mengembangkan kemampuan konsumen untuk menjadi
konsumen yang lebih efektif.
4. Analisis
konsumen memberikan pengetahuan tentang perilaku manusia.
5. Studi
perilaku konsumen memberikan 3 jenis informasi, yaitu:
a. Orientasi
konsumen.
b. Fakta
mengenai perilaku pembelian.
c. Teori
yang membimbing dalam proses berfikir.
2.4 Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Pelanggan
a. Individual
Determinants of Consumer Behavior :
-
Demografis,
psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran,
struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam
pemasaran.
-
Motivasi
konsumen
Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk
memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui
pembelian dan penggunaan suatu produk.
-
Pengetahuan
konsumen
Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan
nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
-
Intensi,
sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai
bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Sikap mewakili apa yang disukai
maupun tidak disukai oleh seseorang. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai
penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Perasaan
adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau
reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap
individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang
konsumen.
b. Environmental
Influences on Consumer Behavior :
- Budaya,
etnisitas, dan kelas social
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak,
dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi,
mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Etnisitas
adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi
keinginan dan perilaku konsumen. Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai
divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial
dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup,
ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang
sama.
-
Keluarga dan
pengaruh rumah tangga
Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu
keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
-
Kelompok dan
pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari
pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang
atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan.
Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik,
partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa
cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu.
2.5 Keputusan Pembelian
Faktor-Faktor
yang mmpengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut
phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat
faktor, diantaranya sebagai berikut:
1.
Faktor budaya
Budaya,
sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh
akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya pada anak-anak yang
dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai
berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi,
individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.Masing-masing subbudaya
terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok,
ras, dan wilayah geografis.
2.
Faktor Sosial
Selain
faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial
diantarannya sebagai berikut:
a.
Kelompok acuan
Kelompok
acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang
yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan
kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh
secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya
merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus
dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder
yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan
juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.
b.
Keluarga
Dalam
sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian.
Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis
ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan
orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan
cinta.
c.
Peran dan status
Hal
selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku
pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin
tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula
status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak
pada perilaku pembeliannya.
3.
Pribadi
Keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep-diri pembeli.
a.
Usia dan siklus hidup keluarga
Orang
membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap
kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga
b.
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan
dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya.. Selain
itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi
seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan
sikap terhadap belanja atau menabung.
c.
Gaya hidup
Gaya
hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap
dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial,
dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin
munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat hal ini sebagai sebuah peluang
dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada
gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek
berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja
yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur
multimedia.
d.
Kepribadian
Kepribadian
merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah
tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.
Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan
kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat menjadi
variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen.
Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang
cocok dengan kepribadiannya.
4. Psikologis
Terakhir,
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor
psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai
berikut:
a.
Motivasi.
Banyak
riset yang telah dilakukan peneliti dalam menghubungkan motivasi seseorang
dalam kegiatan pembelian produk tertentu seperti yang dipelopori oleh Ernest
Dichter (Kotler 2003:215), yang dimana risetnya telah menghasilkan hipotesis
sebagai berikut:
- Konsumen menolak buah prem karena buah prem terlihat keriput dan mengingatkan mereka pada orang berusia lanjut.
- Pria menghisap cerutu sebagai versi dewasa dari kebiasaan menghisap ibu jari di masa anak-anak.
- Wanita lebih menyukai lemek nabati daripada hewani karena dapat menimbulkan rasa bersalah karena telah membunuh binatang.
- Wanita yang tidak yakin dengan adonan kue jika adonan tersebut tidak amemerlukan tambahan telur, karen adonan tersebut membantu mereka merasa bahwa sedang “melahirkan”.
Selain
riset dari Ernest diatas, Jeans Callibout menidentifikasikan motivasi-motivasi
yang berbeda-beda yang dapat dipuaskan oleh suatu produk. Contohnya, wiski
dapat memenuhi kegiatan relaksasi sosial, status, atau kesenangan sehingga
merek wiski perlu diposisikan pada salah satu daya tarik tersebut.
b.
Persepsi
Seseorang
yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan
seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunkan
individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi
guna menciptakan sebuah gambaran (Bernard Barelson, dalam Kotler 2003:217).
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada
rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan.
Setiap
persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak
setiap konsumen berbeda-beda karena adanya tiga proses persepsi yaitu:
Perhatian selektif
Perhatian
selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi
yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras
dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah rangsangan nama
yang akan diperhatikan orang.
Distorsi Selektif
Distorsi
selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat
berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif
merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi
dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung
pra konsepsi konsumen.
Ingatan Selektif
Orang
akan banya melupakan banyak hal yang merek pelajari namun cenderung akan
senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka.
Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang
yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang
disbutkan tentang produk yang bersaing.
c.
Pembelajaran
Pembelajaran
meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Banyak ahli
pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja
antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori
pembelajaran mengajarkan kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung
permintaan atas suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat.
d.
Keyakinan dan Sikap
Melalui
betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen . Keyakinan dapat diartikan sebgai
gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang
produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain
keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah
evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau
gagasan tertentu.(David Kreh, dalam Kotler 2003:219).
BAB III
PENUTUP
Podusen melakukan pengamatan tentang perilaku konsumen
bertujuan untuk menempatkan posisi dari produknya serta mengamati apakah produk
tersebut diterima di masyarakat(konsumen) sehingga perusahaan dapat menentukan
apakah produk tersebut lanjut di produksi atau melakukan inovasi kembali untuk
dapat merebut pasar yang dituju.Selain itu perusahaan perlu melakukan promosi
melalui media cetak maupun media elektronik agar produk tersebut dapat dikenal
oleh konsumen.
Daftar Pustaka
Teguh Budiarto,Dasar Pemasaran,Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar