Rabu, 16 November 2011

Gempa Bumi Mentawai


Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010
 terjadi pada 25 Oktober 2010 dengan 7,7 MW gempa bumi terjadi dilepas pantai Sumatera. Terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia. United States Geological Survey (USGS) menyatakan gempa terjadi pada pukul 21:42 waktu lokal (14:42 UTC), sekitar 150 mil (240 km) sebelah barat Bengkulu, dekat dengan Kepulauan Mentawai. USGS awalnya melaporkan episentrum gempa bumi terjadi pada kedalaman 205 mil (330 km), tapi kemudian melaporkan bahwa kedalaman episentrum gempa pada kedalaman 88 mil (142 km).dan kemudian 128 mil (206 km) USGS juga awalnya memperkirakan magnitudo gempa 7,5 skala richter sebelum merevisi menjadi 7,7 skala richter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tsunami. Peringatan kemungkinan tsunami disampaikan, tetapi kemudian dicabut setelah kemungkinan ancaman tsunami berlalu. Juru bicara BMKG menyatakan, gempa bumi dirasakan di kota-kota terdekat, tapi tidak ada kerusakan maupun korban jiwa yang dilaporkan. BMKG menyatakan bahwa gempa bumi terjadi dengan kekuatan 7,2 skala richter.Namun, setelah Peringatan dari BMKG dicabut, Tsunami terjadi setinggi 3-10 meter dan setidaknya 77 desa hancur.Berdasarkan Pacific Tsunami Warning Center, gempa menyebabkan sebuah tsunami yang dilaporkan melanda Resor Selancar Macaronis di Kepulauan Mentawai, yang menghantam dua perahu sewaan.Akibatnya 286 orang dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan hilang, hal ini disebabkan terpencilnya lokasi (pulau hanya dapat dijangkau dengan kapal laut) sehingga membuat laporan korban mengalami keterlambatan
Gempa susulan
  • 5.0 - 25 Oktober, 15:21:12 UTC
  • 6.1 - 25 Oktober, 19:37:30 UTC
  • 4.9 - 25 Oktober, 22:10:03 UTC
  • 6.2 - 25 Oktober, 22:59:53 UTC
Efek dari Bencana Gempa Mentawai
Menurut Republika.co.id Padang nilai jerugian dan kekurangan pada sektor infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat, akibat bencana gempa diikuti tsunami pada 25 Oktober 2010 ditaksir mencapai Rp 19,16 miliar. Dalam dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pascatsunami Mentawai disusun Bappenas, BNPB, Pemprov dan BPBD Sumbar, Pemkab serta BPBD Mentawai seperti dikutip di Padang, Selasa menyebutkan dampak bencana itu terhadap sektor infrastruktur tidak signifikan dibandingkan sektor lainnya.

Tidak signifikannya kerusakan infrastruktur dikarenakan Mentawai merupakan wilayah tertinggal di kawasan pesisir pantai Barat Indonesia yang sangat minim infrastruktur, baik transportasi darat, udara maupun laut. Infrastruktur lain di bidang energi, telekomunikasi dan sumber daya air juga masih sangat minim, sehingga tidak banyak kena dampak oleh gempa dan tsunami.

Secara keseluruhan dampak bencana ini terhadap sektor infrastruktur Mentawai hanya sekitar Rp 19,16 milyar yang hampir seluruhnya pada sub-sektor transportasi dengan kerusakan dan kerugian terbesar pada transportasi darat yang meliputi kerusakan pada jalan dan jembatan mencapai Rp 17,24 miliar dan kerugian Rp 1,80 miliar.

Sementara itu, nilai total kerusakan dan kerugian ditimbulkan tsunami yang melanda Pulau Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, itu ditaksir mencapai total Rp 348,92 miliar. Kerusakan dan kerugian terbesar terjadi pada sektor ekonomi yang mencapai total Rp 117,82 miliar, disusul sektor perumahan dengan total Rp 115,82 miliar dan lintas sektor dengan total Rp 79,44 miliar.

Selanjutnya, kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur mencapai total Rp 19,16 miliar dan sektor sosial sebesar total Rp 16,66 miliar. Gempa diikuti tsunami itu juga menimbulkan korban tewas sebanyak 509 orang, 17 orang luka berat, 21 orang hilang dan 11.425 orang luka-luka.

Musibah gempa memang tidak bisa diprediksi kapan datangnya ,maka dari itu kita hendaknya mempersiapkan mental kita bila musibah itu terjadi sewaktu-waktu.
Yang harus kita lakukan adalah intropkesi diri dan mengambil hikmahnya dari setiap musibah ini, merupakan teguran dari Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh umat manusia didunia. Mungkin alam sudah tidak bersahabat dengan kita karena kita sebagai khalifah dimuka bumi ini tidak menjalankan dengan sebaik-baiknya tugas kita untuk menjaga dan merawat seluruh isi alam ini,sebagai titipan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar